Pette?? Oh No!

Berawal dari suatu pagi di pasar, saya bertemu banyak penjual pette. Ada yang masih utuh, ada juga yang sudah dikupas bersih. Melihat pette, saya ingat Bapak. Hanya Bapak satu-satunya yang suka pette. Biasanya pette-nya digoreng terlebih dahulu, lalu  beliau memakannya begitu saja, seperti makan kacang goreng. Bapak... Bapak... hihiihi...

1st Anniversary

Lihat kalender pagi ini bikin senyam-senyum sendiri...

Jumat, 28 Juni 2013

Tepat setahun yang lalu, jam 09.00 WITA, alhamdulillahirrabbil’alamin, ijab qabul itu terucap... Apa yang kami impikan dan kami doakan, akhirnya terwujud pada hari itu. Dan sebuah quote dalam Novel 5 cm karya Donny Dirgantara pun mengiringi:

Hey, Mr.Big

Malam ini, saya sendiri di rumah. Suami saya baru saja pergi untuk latihan musik seperti biasanya. Biasanya juga saya ikut menemani, tapi kali ini saya lebih memilih di rumah saja. Saya ingat bahwa ada beberapa hal yang harus saya selesaikan di rumah. Satu-satunya hal besar yang harus diselesaikan sebenarnya adalah packing-an barang-barang untuk pindahan rumah kontrakan akhir bulan ini (gym). Tapi sumpah, saya sedang tidak ingin melakukannya. Saya lebih memilih masuk ke kamar, buka laptop dan mulai menulis. Menulis apa saja. Tak lupa ditemani dengan beberapa lagu favorit dari Mr. Big. (code)

Masak apa hari ini?


Pernah tidak mengalami masa dimana kita benar-benar tidak tahu mau masak apa hari itu? Bosan dengan menu itu-itu saja? Saya pernah. Saya mengalami masa dimana saya mentok, tidak tahu mau masak apa, bahan-bahan yang ada di kulkas tidak matching, dan akhirnya saya betul-betul malas masak untuk beberapa hari itu. Saya bilang sama suami saya:

From Makassar To Bulukumba

Sebelum menikah, saya dan suami (yang saat itu masih berstatus ‘calon’) memang telah banyak berdiskusi tentang banyak hal, salah satunya adalah rencana untuk pindah dari kota kelahiran saya, Kota Makassar, menuju ke kampungnya orang, Kabupaten Bulukumba. Alasan utamanya, ya karena pekerjaan suami saya. Suami saya bekerja dan ditempatkan di daerah tersebut. Agak lucu yaa kedengarannya, dari kota pindah ke kabupaten, seperti malah ‘mundur’, hihihihi... (haha) tapi entah kenapa saat membahas soal kepindahan tersebut, saya dengan yakin dan mantap menjawab:

Kring... kring... gowes... gowes...

Hari Minggu adalah hari membersihkan sedunia

YEAHHH.... 
yang nasibnya sama akan tepuk tangan paling keras...

Setelah hari Senin sampai Sabtu ngantor pagi-pagi, rumah dicuekin... pulang kantor, capek, rumah dicuekin lagii... besoknya begitu lagi.... lagi lagi dan lagi... Akhirnya hari Minggu menjadi hari yang sangat dinantikan bagi mereka yang cinta kebersihan (seperti saya, ehemmm)

Your Mother

Who should I give my love to?
My respect and my honor to
Who should I pay good mind to?
After Allah, and Rasulullah
Comes your mother
Who next? Your mother
Who next? Your mother
And then your father

Agak migren...

Ndak tau tadi malam tertidur jam berapa, yang saya ingat... jam 2 pagi saya masih betah baca ecomic-nya Detektif Conan. Pas bangun, sudah jam 5 lewat.... migren deh...   

Puisi

Sebenarnya saya bukan orang yang sangat paham tentang bahasa puisi. Buat saya, bahasa puisi sangat kompleks, utuh, dan susah diterjemahkan... Hanya bisa dirasakan. 

Sama halnya dengan puisi ini, karya Putu Wijaya. Saya membacanya secara tidak sengaja, saat itu ada teman yang menitipkan sebuah buku kumpulan puisi miliknya (sayangnya saya lupa judul buku itu). Saya buka-buka lembarannya, membaca sepintas, dan mata saya tersangkut pada lembaran yang berisi puisi ini.