Masak apa hari ini?


Pernah tidak mengalami masa dimana kita benar-benar tidak tahu mau masak apa hari itu? Bosan dengan menu itu-itu saja? Saya pernah. Saya mengalami masa dimana saya mentok, tidak tahu mau masak apa, bahan-bahan yang ada di kulkas tidak matching, dan akhirnya saya betul-betul malas masak untuk beberapa hari itu. Saya bilang sama suami saya:

"Kak, maaf ya... saya betul-betul ndak mood untuk masak... sumpah, kak." (:
"Iyya, ndak papaji... kita kan bisa makan di luar." :))
"Maaf ya kak..." :'(
"Iyaaa, jangan meki masak dulu, mungkin kecapean ki... pakaian meki pale, kita makan di dekat pantai sana, kan Ai’ suka Udang Saus Tiram-nya disana toh, ayokmi..." (hungry)

Ya, begitulah suamiku. So simple. Tidak suka yang ribet. Dan... paling bisa...

Beberapa 'kitab suci' dari Mama
Saat mood ku sudah mulai stabil, saya mulai membuka buku-buku resep masakan yang Mama berikan saat saya baru saja menikah 8-). Ada beberapa resep yang belum pernah saya coba sebelumnya, tapi kelihatannya gampang dan bahan-bahannya mudah didapat dan diolah. Semuanya enak-enak, semua kelihatannya gampang. Tapi masa iya saya mau masak semuanya disaat yang bersamaan? Saya kan mesti pikirkan soal kandungan gizinya (ini judulnya: Peranan Istri sebagai Dokter Gizi Keluarga). Dan masa iya saya harus beli semua bahan itu dalam sekali belanja ke pasar? Saya kan mesti pikirkan soal budget-nya (kalo yang ini judulnya: Peranan Istri sebagai Manajer Keuangan Keluarga). Di saat itulah saya terpikir untuk merancang menu makanan untuk keluarga. (woot)

Saya mulai mencatat semua judul masakan yang bisa saya masak, dan ‘kira-kira’ bisa saya masak. Setelah semuanya tercatat sesuai dengan kategorinya masing-masing (misalnya kategori ‘ayam’, ‘seafood’, ‘daging’, ‘telur’ dan lain-lain), saya lalu menjabarkan bahan-bahan utama apa saja yang diperlukan untuk membuat masakan tersebut. Dari penjabaran itu saya terbantu dalam hal belanja, saya jadi tahu apa-apa saja yang HARUSNYA saya beli. Kalau ke pasar, saya lebih memilih beli untuk lauk pauknya: ikan, ayam, udang, dll, bahan-bahan tersebut bisa tahan lama bila disimpan di freezer. Kalau sayur mayur biasanya saya beli dari penjual sayur yang tiap hari lewat depan rumah, karena sayur cepat layu dan rusak. Selain itu saya juga terbantu dalam hal penggunaan bahan, saya bisa mengatur menu masakan yang kira-kira memakai bahan yang sama. Jadi lebih ekonomis, bahan-bahan yang ada tidak lagi tersimpan membusuk di kulkas karena tidak terpakai. (dance)

Untuk tahap awal, saya hanya membuat list menu untuk sehari. Jadi mulai pagi, siang, malam, plus cemilannya (suami saya memang suka ngemil kalau sore, ngemil yang manis-manis). Dan sekali lagi saya terbantu. Saya memang sudah malas masuk dapur kalo sudah malam. Malas potong-potong, malas atur-atur. Jadi terkadang makanan untuk makan siang saya buat dengan porsi agak lebih supaya malamnya bisa tinggal dipanaskan saja. Tapi karena saya sudah membuat list menu sampai untuk makan malam, saya sudah tahu malam ini saya mau masak apa, jadi dari pagi saya sudah menyiapkan semua bahan-bahannya, malam itu tinggal langsung di masak. Praktis. (yahoo)

Dari semua manfaat yang saya rasakan, akhirnya saya mulai membuat menu untuk seminggu. Caranya sama saja, dan lebih menyenangkan lagi. Hal itu sudah berlangsung beberapa minggu ini. Dan insya Allah kedepannya akan dibuat menu untuk sebulan. Mudah-mudahan saya masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk melakukan semua aktivitas menyenangkan sebagai ibu rumah tangga ini.

Ohya, menu yang saya buat ini sifatnya fleksibel, artinya bisa berubah sewaktu-waktu sesuai permintaan suami saya. Siapa tahu suami saya tiba-tiba kepingin makan yang lain dari yang ada di menu, bolehlah kita kabulkan. Siapa tahu tiba-tiba suami saya kepingin makan di luar, bolehlah tidak usah masak. Hihihihi... (haha)

Jadi gak bingung lagi, masak apa hari ini??

Sumber foto: pribadi

1 comments:

1

said...

Subhanallah.... Biasanya jie.. *ekhh (ninja)

Post a Comment