Berawal dari suatu pagi di pasar, saya bertemu banyak penjual pette.
Ada yang masih utuh, ada juga yang sudah dikupas bersih. Melihat pette, saya
ingat Bapak. Hanya Bapak satu-satunya yang
suka pette. Biasanya pette-nya digoreng terlebih dahulu, lalu beliau memakannya begitu saja, seperti makan
kacang goreng. Bapak... Bapak... hihiihi...
Labels: dia_dia_dia, keluarga, moment
Malam ini, saya sendiri di rumah. Suami saya baru saja pergi untuk latihan musik seperti biasanya. Biasanya juga saya ikut menemani, tapi kali ini saya lebih memilih di rumah saja. Saya ingat bahwa ada beberapa hal yang harus saya selesaikan di rumah. Satu-satunya hal besar yang harus diselesaikan sebenarnya adalah packing-an barang-barang untuk pindahan rumah kontrakan akhir bulan ini (gym). Tapi sumpah, saya sedang tidak ingin melakukannya. Saya lebih memilih masuk ke kamar, buka laptop dan mulai menulis. Menulis apa saja. Tak lupa ditemani dengan beberapa lagu favorit dari Mr. Big. (code)
Labels: curhat, ibu_rumah_tangga, keluarga, makan-makan
Labels: curhat, dia_dia_dia
My respect and my honor to
Who should I pay good mind to?
After Allah, and Rasulullah
Comes your mother
Who next? Your mother
Who next? Your mother
And then your father
Labels: curhat
Sebenarnya saya bukan orang yang sangat paham tentang bahasa puisi. Buat saya, bahasa puisi sangat kompleks, utuh, dan susah diterjemahkan... Hanya bisa dirasakan.
Sama halnya dengan puisi ini, karya Putu Wijaya. Saya membacanya secara tidak sengaja, saat itu ada teman yang menitipkan sebuah buku kumpulan puisi miliknya (sayangnya saya lupa judul buku itu). Saya buka-buka lembarannya, membaca sepintas, dan mata saya tersangkut pada lembaran yang berisi puisi ini.
Labels: favorit